Jumat, 22 Maret 2019

Review foundation budget 150k

Hai blogger readers,

Aku bukan seorang beauty blogger profesional, namun cukup mencintai dunia makeup sebatas hobby dan kebutuhan harian untuk berhias.
Ini tulisan pertamaku tentang makeup, moga bisa bermanfaat bagi kalian.

Okay....tanpa basa basi lagi. Foundation, menurutku dan hasil melihat beauty vlogger dan MUA indo maupun international merupakan kunci utama sebuah riasan. Sebagus apapun lukisan mata, lipstik dan bagian lainnya namun bila tekstur wajah kurang smooth dan belang belang pasti langsung dapat plang makeup jelek.
Foundation yang banyak dipake MUA international harga termurah masih 700rb an.....OMG..... sepertiga UMK di kota gue.

Bagi rekan yang cari makeup budget medium untuk daily bisa pilih beberapa brand berikut untuk dipertimbangkan.
Mungkin ada beberapa brand foundation yang udah cover untuk seharian. Minimal setengah hari masih bagus lah....reality aja ya kak. Ga mau kasih PHP kek di iklan TV....wkwkkwk.

1. Naturactor

Merupakan brand dari jepang. Harga sekitar 140-160rb. Tinggal pintar cari store yang murah. Order by me juga boleh(wkkwkwk.... jiwa enterpenuer e keluar dah).
Merk ini banyak dipake MUA indo sebagai mixing foundation ama liquid foundation medium brand juga. 

Teksturnya yang padat sedikit sulit diratakan dengan tangan, paling bagus diaplikasikan dengan spon/ beauty blender. Tanpa di mixing hasilnya lumayan smooth asal telaten blendingnya...minimal 2-5 menit an Juga udah langsung coverage tebal meski hanya selapis.

Shadenya yang paling sering dipake kulit indonesia kek aq yang sawo matang. No.151. Coklat tapi kalo diaplikasikan sedikit terang . Namun bila butuh untuk acara bukan daily..saranku pake shade 140 / 141. Lebih terang dan natural.

Ga semahal shiumera, channel, mac, bobby brown dan selevelnya...wkkwkwk . Tapi cukup bisa menghasilkan tampilan seperti makeup seharga itu.

Ini hasil trial naturactor foundy pipi kiri dan kryolan supracolor pipi kanan. Abaikan makeup lainnya(wkwkkwk..ini trial makeup akad nikah ceritanya.)
Gambar tengah adalah pemakaian harian  after 5 jam pemakaian. Kalo contoh awal pemakaian makeupdaily awal gambar sebelahnya. Simplenya naturactor masih awet. Setengah hari an dan ga crack. Apalagi dikombine ama bedak TWC yang bagus....

 

2. Kryolan supracolor

Foundation buatan dari jerman. Sering dipake MUA lokal atau new comer. Teksturnya padat tapi lebih gampang and lembut aplikasinya dibanding naturactor. Karena menurutku kryolan teksturnya lebih oily. Ketahana  8-12 jam tergantung jenus kulitnya.

Menurut pengalamanku pakai produk ini....pori pori wajahku dikit besar2. Jadi dua lapis baru bisa coverage....( jadi lebih boros....kalo dipake daily...bikin jebol kantong.....wkwkkwk.)

Kryolan punya 2 ukuran paking asli pabrikan. 15ml. 130-150rb. 55ml. 330-350rb.
Shade natural nya untuk rias manten 5w. Kalo pingin putih. 1w. Kalo 2w terlalu kemerahan warnanya.(menurut gue yach).

Pas nikahan kemarin MUA gue juga pake kryolan combine bedak ultima. Menurut gue sedikit nge crack di smile area gue, meski baru 2 jam dirias. Kalo bagian lainnya cuma area T zone. Secara gerah banget baju pengantinnya...wkkkwk. tapi gue touch up pake bedak TWC inez kalo ga salah...itu dah ga ada problem. Ini foto diambil 6 jam setelah dirias.dan 4 jam after touch up. Garis senyum mulai nampak lagi...wkwk..tapi ga papa udah mau bubar koq acaranya dah malam. (Abaikan pose ngopinya ya..manten e ..ngantuk..jadi coffe time dulu..wkkwk..pose zoom terdekat cuma ini yang ketemu)



3. Maybelline Fit me

Maybelline fit me liquid foundation , teskturnya yang cair memudahkan buat diaplikasikan. Namun karena liquid inilah yang membuat fit me kurang awet seharian dan kurang coverage total. Makanya sering di mixing dengan foundation bentuk creamy seperti naturactor dan foundation padat brand lain. Agar menghasilkan make up awet seharian.

Namun untuk kebutuhan hangout, cukup ringan di wajah dan ga terlalu tebal...hasilnya seperti skin bukan seperti topeng.
Ada dua jenis liquid fit me dweny / glowing finish dan matte finish.

Foundation ini terbilang cepat teroksidasi alias warnanya akan lebih cepat menggelap dari warna awal teraplikasi, terutama bila terkena panas. Jadi solusinya pilih shade yang 2 atau 3 tingkat dari kulit asli. Atau pake bedak finishingnya pake warna lebih terang untuk mengantisipasi masalah oksidasinya.

Hasilnya cukup bagus bila untuk indor usely dan malam hari. Ga bikin white cast juga kalo di kamera. Untuk setengah hari dengan pengaplikasian foundation yang benar, terbilang masih bagus dan gak crack.
Dari segi harga masih 125-140rb an.

4. LT PRO / La Tulipe Profesional

Merupakan versi premium dari latulipe.
Coveragenya cukup bagus. Hanya saja make up latulipe kesannya berat dan super tebal meski cuma selapis.
Jadi yang kulit sensitif dan over berminyak dan jerawat. Saya ga recommend biar ga bermunculan jerawatnya setelah pakai makeup ini.

5. Make over

Cuma untuk brand ini sendiri masih simpang siur. Ada yang bilang bagus menurut saya karena terbilang kulit normal dan kering, namun untuk kulit berminyak....pasti klaim ga coverage dan cakey di wajah.

Make over terbilang sangat ringan diwajah , hasillnya skinny.
Cocok bagi pemula atau yang pingin tampilan naturally. Selain pengaplikasiannya gampang karena teksturnya yang encer namun ringan serta cepat meresap ke kulit.
Make over merupakan brand premium dari perusahaan wardah (PT. PARAGON technology dan Innovation yang mengeluarkan brand: Wardah, Makeover, emina, IX-Inovative Xalon)

Itu adalah beberapa brand recomended. Harga 150 rb an.

Kalo merk lain yang masih bisa dipakai harian tanpa mengecewakan hasil coverage nya untuk jerawat atau warna kulit tidak rata dengan harga dibawah 100rb adalah.

1. Latulipe smooth foundation(80rb)
2. Wardah cover foundation (35rb)
3. Rimmel stay foundation (100rb)
4. Focaillure matte foundation (50rb)
5. Inez smooth coverage (55rb)
6. Sariayu cover foundation (30rb)


#reviewmakeup
#foundation

Kamis, 10 Mei 2018

Hijrah.....????

Hijrah..... 

Bulan Ramadhan makin di ujung pelupuk mata.  Hanya tinggal menghitung hari saja,  seluruh umat muslim di dunia bersiap untuk memasuki bulan penuh berkah,  suci dan penuh pintu ampunan.  Berbondong-bondong seluruh umatnya yang tak pernah menginjakkan kakinya ke masjid maka di bulan Ramadhan hampir dipastikan akan dibanjiri dengan puluhan bahkan ratusan pasang sandal/ sepatu berjajar di depan teras masjid maupun mushola di seluruh pelosok bumi. 

Di senja. Kotaku yang mulai memerah dan panorama ufuk barat yang mempesona,  sejenak membuatku berpikir mengenai hijrah.  Banyak berita dari dunia entertainment yang  membicarakan artis yang berhijrah dari yang tak berhijab menjadi berhijab syar'i. 

Berbagai pertanyaan pun muncul dalam benak,  apakah benar mereka berhijrah atau sebatas sensational moment aja karena bulan suci Ramadhan.  Pertanyaan selanjutnya adalah hijabnya totalitas syar'i ataukah sebatas menggunakan selembar kain di kepala. 

Akupun makin menelisik ke dalam relung  jiwaku. Bagaimana dengan diriku?  Proses hijrah pada diriku mengalami berbagai pasang surut.  Berhijrah memang butuh proses yang panjang dan penuh dengan pertentangan logika dan hati nurani. 

Bukan hal sepele dsn semudah mulut berucap.  Keteguhan hati untuk tetap berada di jalur kesyar'ian membutuhkan kekuatan iman dan hati yang tangguh.  Aku pun masih dalam tahap menempa diri untuk sanggup berhijrah secara totalitas.  

Memang benar,  lingkungan adalah pengaruh terbesar dalam totalitas kita dalam menjalani apa yang kita percayai.  Kala lingkungan yang syar'i dan kita dikelilingi dengan segala hal bersifat religi dan suasana keimanan yang kuat maka dengan mudah kita akan mengikuti arus islami syar'i baik dari segi penampilan luar berbusana maupun daru segi inner syar'i dalam hal ketekunan kita dalam mendalami ajaran islami. Mengikuti berbagai acara kajian muslimah yang makin menguatkan dan menebalkan keimanan dan ketakwaan kita.  Hal tersebut juga mampu melawan sifat futur yang tak jarang menimpa para muslimah. Sifat untuk sedikit bermalasan dalam menjalankan ibadah sunnah  atau menunda ibadah wajib. 

Terus,  bagaimana dengan lingkungan yang kurang supported.? Berjalan sendiri untuk tetap istiqomah menjalani ibadah dan mendalami ajaran islam bukan perkara mudah.  Ada yang tak tahan dan akhirnya kembali ke hal duniawi.  Ada pula yang masih bertahan dengan pemikiran islam dan hijab kontemporer dengan tetap menjalankan syariat islamiyah meski tak sepenuhnya segalanya sesuai dengan kaidah islamiyah  yang berlaku,  seperti ini dapat kita lihat dari beberapa rekan hijaber kita yang melakukan dakwahnya melalui hijab stylish.  Saya tidak menentang hal tersebut karena saya juga  termasuk dalam typical hijab yang stylish dan unik dalam berbusana . Kaidah yang saya pegang  adalah menutup aurat yang disyar'i kan dengan cara saya.  Meski terkadang dalam benak timbul rasa iri kenapa syaa tak bisa berbusana syar'i semacam gamis dsn khimar yang diisyaratkan oleh alqur'an dan hadits. 

Namun bagi saya semua itu adalah tahapan bagi setiap muslimah untuk berhijrah,  tak boleh  ada blaming dan men-judge pada setiap insan yang sedang berusaha untuk melakukan proses hijrah.  Karena semua ada proses dan ada waktunya sendiri bagi masing-masing muslimah untuk menuju taraf berjilbab dan berbusana syar'i. Terutama bagi rekan muslimah yang berada di lingkup yanh kurang religi ataupun yang memiliki profesi sulit untuk berbusana syar'i. 

Begitu juga bagi rekan muslimah yang belum berhijab sekalipun,  bisa jadi mereka memiliki hati  dan jiwa yang jauh lebih  bersih dan mulia dibanding yang berhijab.  Karena yang maha berhak untuk menjudge adalah Sang Maha Khalik Allah SWT. 

So,  ending dari tulisan ini adalah dont judge book from the cover.  Jangan menilai keimanan seseorang dari busananya saja.  Tapi belajarlah melihat jauh lebih dalam dsri itu. 

Apabila ada salah kata atau terdapat tulisan yang tak berkenan,  penulis mohon maaf.  Ini sebatas torehan dari umat manusia yang sedang belajar. 

Salam kepenulisan. 

Kamis, 07 September 2017

Sajak siang .1

Langkah mulai gontai tatkala sinar perlahan padam
Mencoba tetap berjalan walau gelap menghantui
Hanya secuil keyakinan yang mampu menopang
Untuk tetap terus menapaki jejak di ibu pertiwi

Kini kuterdiam disisi aspal hanya untuk berpikir sejenak
Tatapan kosong makin liar tanpa peduli lalu lalang kehidupan
Mencoba bernapas walau sesak menghujam dada
Inilah hidupku saat ini yang berada diujung jurang putus asa

Tuhan...
Doaku saat ini hanyalah meminta pertolonganmu
Agar jiwa ini tetap tegar hadapi deru kehidupan
Kutak ingin menjadi arang yang patah
Demi melihat senyum indah malaikat kecilku

Tuhan...
Ulurkan tanganmu sebelum raga ini terjatuh
Terperosok kedalam jurang putus asa
Demi cinta yang masih tersimpan di hati
Yang coba kujaga walau badai terus menghantam

Singaraja, 07/09/2017

Sajak pagi . 1

Mentari mulai menyapa seiring teriakan sang jago
Kehangatan pun hadir cairkan kebekuan
Tarian penguasa langit kembali terlihat
Menutupi warna jingga di ufuk timur cakrawala

Riuh alam raya pun mulai memekakkan telinga
Seiring berputarnya roda sang waktu
Wangi napas dewi angin ikut menyesakkan
Membawa aroma tubuh ibu pertiwi yang renta

Aku yang menikmati ini semua hanya terdiam terpaku
Kala segaris senyum indah mulai menggurat dibenak
Membentuk pahatan maha karya Illahi
Atas paras sesosok bidadari yang diciptakanNya

Aku Terkagum
Aku Terpesona
Aku Terbuai
Hingga aku terperosok atas jebakan parasnya

Kini dengan berteman kabut kafein
Kunikmati pagi ini walau mata belum terpejam sepanjang malam
Karena jiwa yang takut kehilangan
Atas cinta dari sang bidadari hati

Wahai sosok yang kucintai
Kuucapkan selamat pagi teruntukmu
Seiring napas yang melantunkan rindu
Atas hadirmu kala diri ini bersamamu

Cinta....
Love and miss you

Singaraja, 07/09/2017

Minggu, 13 Agustus 2017

Secret admire

Suasana senja dengan hamparan sang  ufuk yang makin memerah di salah satu sudut kota,  menciptakan kesyahduan di benak para pemburu deru kehidupan.  Peluh serta dahaga mulai merayap merasuki ragaku tanpa permisi.  Bermesraan dengan mesin percetakan selama hampir 9 jam tanpa kusadari membuat tubuhku kehilangan pancaran sinar ketampanan yang dianugerahkan Sang Pencipta padaku.

Aku yang sedang melekatkan punggung jenjang kurusku ke bantal beton  berwarna putih tepat di samping etalase kaca dengan tatanan perlengkapan sekolahnya.  Padatnya lalu lalang sang mesin pengejar mimpi  membuatku terbuai dalam lamunan imaji. 

Klik.. Klik... Klik.....
Suara jentikan jari lentik tepat di depan kedua bola  mataku yang sontak membuyarkan imajiku yang sedang melalang Buana di hamparan Padang pasir panas tanpa oase. 

" mas bro,  buruan help me! Ini di fotokopi jadi 30 lembar dan dijadikan satu buku ya.  Gak pakai lama. " suara ketus namun penuh keriangan yang terpantul dalam gendang telingaku. 

" oh, anak pak RT! gangguin orang lagi melamun saja! "
" Lagian,  manis-manis gini jutek amat ngomongnya. " sahutku sambil beranjak menyahut kertas yang diberikan gadis manis berambut copper blonde ala artis korea itu. 

" Sapa yang jutek?  Ngapain pula aku musti manja dan berbicara manis disini.  Pacar bukan?  Selingkuhan apalagi? Males banget! " ucapnya dengan gaya cuek namun membuatku makin penasaran.
" Loh, pripun mbak iki.  Apa aku ajak bapak ibuku main ke rumah mbak? " tukasku sambil senyum malu. 

Candaan diantara aku dan Maria tak terhenti hingga kuselesaikan semua pekerjaan yang ada.  Tak jarang aku mengakhirkan pesanan dia agar bisa bercanda dan bisa mendekati dia.  Maria adalah gadis cantik dengan perawakan bak seorang model,  caranya berjalan seolah melihat Putri kecantikan melintas diatas catwalk  . Senyum riang yang selalu ditampakkan sungguh mampu menghipnotis pria yang berpapasan dengannya .

Bahkan tak jarang kulihat dia digoda oleh customer di percetakan tempatku bekerja. Namun keramahannya tetap membuatku sulit merengkuhnya.  Sosoknya yang ramah namun cukup cuek membuat siapapun harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan sedikit saja perhatiannya. Rayuan gombal sekelas candaan Denny cagur,  Andre stinky atau raffi Ahmad pun tak membuatnya tersentuh. 

Pernah sesekali kulontarkan rayuan tersebut malah membuatku malu sendiri.
" Bapak kamu pelukis yach? " keusilanku kala ingin menggodanya.
" hallah....Basi.... Pasti jawabnya karena kamu telah melukis hatiku dengan Taman cintamu. " sahutnya sambil senyum nyiyir.

Aku pun memutar otak agar itu  tampak nyata.
" kali ini serius  kok.  Bapak kamu ketua Rt kan? " tanya sambil memotong sisa jilidan buku yang kurang rapi.
".  Nah ini nih,  aku penasaran lanjutnya. Tapi paling mau dijawab : Terus gue musti bilang wow gitu. " sahutnya sambil tersenyum namun sedikit memalingkan wajahnya karena tersipu malu. 

" Enggaklah.  Mau bilang karena kamu sudah menyetempel hatiku. " kuucapkan tepat didepan matanya dengan jarak yang terpisah oleh etalase kaca Selebar 60cm.
" hahahahahhaha.... Ini nih baru asyik,  realistis. " reaksinya kala mendengar ucapanku. 

Sambil tak henti hentinya dia tertawa lepas,  kutatap dia yang berlalu pergi meninggalkanku setelah kuserahkan pesanannya. 
Itu adalah tawa lepas yang terpancar dari sorot matanya selama 1 tahun terakhir aku melihatnya. Aku tak tahu kenapa dia memendam rasa sedih,  meski fia selalu tersenyum ramah dan ekspresi riang.  Akan nampak sorot mata kesedihan yang mendalam bila diamati lebih detil. Lebih tepatnya satu tahun lalu aku melihatnya dan saat dia ada keperluan di tempatku bekerja tak jarang kulihat dia sering melamun.  Sejak hari itu , aku berusaha mengajak dia ngobrol dan bercanda sembari menanti pesanannya selesai. 

Meski sudah tak terpaku lagi dan bisa bersosialisasi namun masih tersisa kesedihan yang tak pernah dia ungkapkan.  Aku pun penasaran dan bertanya ke rekan dan bosku yang ornag asli situ.  Dan kuketahui bahwa dia baru pulang dari kerja diluar kota sehingga mungkin terasa asing dengan kampungnya sendiri dan sepertinya hatinya telah dihancurkan oleh seseorang saat dia berada di luar kota. 

Suatu hari kuberanikan diri untuk datang kerumahnya,  bangunan kokoh sepanjang 10 meter membentang di tepi jalan dengan tinggi pagar besi sepanjang 3x3 meter membuatku sedikit goyah dan merinding.  Siapalah diri ini yang sebatas karyawan di sebuah tempat percetakan kecil di sudut kota pendidikan yang dipenuh ribuan mahasiswa yang mengejar gelar. 

Namun rasa yang sudah merasukiku selama 1 tahun membuatku tak gentar sedikitpun.  Kujejalkan langkah di setiap anak tangga menuju rumahnya yang memang sedikit lebih tinggi 1 meter diatas jalan Raya.
" Ting tung..... Assalamualaikum " suara bel otomatis yang menggunakan sensor gerak itu mengagetkan jantungku yang sedang berdegup karena ketakutan dan kenervous-an serta kebingungan atas tindakan apa yang musti kulakukan berikutnya.
muncullah gadis putih dengan rambut bob layer sebahu dari dalam toko .

" Tumben kesini,  cari apa? " tanya gadis berkaos putih dengan rok polka dot yang membuatnya nampak sangat anggun.
" Ehm,... Ini... Ehm.... Apa ya?  " tiba tiba  aku nge-blank tak tahu harus berkata apa. Mungkin karena terpseona aura kecantikan yang jarang kulihat.  Maria tak pernah berhias kala menemuiku,  maksudnya kala datang ke tempat kerjaku.  Namun kala dia sedang berjaga di toko mamanya waktu itu,  kulihat dia sedikit berhias dengan bedak tipis yang menutupi kulit sawo matangnya serta pulasan warna pink lembut di kedua pipi tirusnya makin membuatnya begitu menawan. Serta polesan lipstik pink soft yang membuatnya makin segar namun tak terlihat norak. 

" Hellow... Ditanya malah grogi.  Gak perlu terpesona okeh kecantikan miss Maria desviana yang menawan ini! " candanya sambil tersenyum usil namun justru membuatku terpaku. 

Tiba - tiba mami maria keluar dengan membawa sekotak besar barang-barang dagangan yang harus ditata di etalase.  Melihat mamanya duduk di toko sambil asyik menata barang,  tentu saja maria pun turut membantunya. 

Akupun menjadi kelu dan bingung harus mengucap apa. Akupun terlupa tujuan awalku adalah datang untuk bertemu Maria dan mengajaknya sekedar makan  di warung atau cafe deket rumah. Berkali kali aku ditanya Maria ada keperluan apa,  aku hanya terdiam dan bilang sebentar.  Masih lupa  Hingga datanglah pangeran penolongku,  teman sekerjaku yang kebetulan ada keperluan membeli pita kain ke tokonya datang.  

" Mbak cantik,  punya pita kain warna kuning buat tali pembatas buku skripsi gak? " tanya rudy temenku.
" oh iya,  ada mas.  Butuh berapa meter atau satu rol sekalian? " sahut gadis pujaanku dengan senyum ramahnya. 

" Satu rol sekalian aja mbak. " jawab temen ku yang berambut keriwul itu singkat.
" Ji,  kamu tadi cari apa?  Belum  diladenin ta sama anakku? " sapa ibu bertubuh tinggi putih  dengan hijab besarnya ala mama dede di acara talkshow.
Kaget dan kebingungan atas sapaan mama Maria sekaligus pemilik toko serba ada didekat tempat kerjaku. Aku pun langsung menyapa dia dan berusaha keluar dari suasana kikuk tersebut. 

" Rud,  kelamaan nungguin aku ya.  Sampai dijemput gini. Hehehhe.  Maaf yach kalau lama belikan pesanan si bos tadi.  Habisnya diajak bercanda sama Mbak Maria. " sahutku sambil menepuk pundaknya dan mengerling padanya pertanda agar ia mengiyakan ucapanku. 

" Oh gak apa -apa. Cuman tadi keburu ditunggu customer nya,  udah mau diambil laporan skripsinya. "
" oalah gimana sih maria itu,  aji minta pita daritadi kok gak diladeni malah sibuk ngobrol dan bantuin mamanya.  Maaf ya nak aji. " sahut ibu RT yang cukup tegas itu.
" nggak apa-apa bunda. Sudah biasa kok,  lagian juga gak diburu amat,  iya kan rud.... ?" Sambil kuinjak kakinya. 

" Aauuuwww.... Ehmmm.. Iya bu. " teriak rudy sedikit kesakitan.
" 5000 mas. " ucap maria singkat sambil menyodorkan pitanya.
" Mas Aji tadi jadinya apa?  " tanya maria singkat.
" ga jadi,  tadinya kesini karena disuruh beli pita tapi lupa dan sudah dibeli ama mas rudy nih.sudah ya mbak maria,  BU Rt,  kami pamit  yach. Makasih" terangku sambil menarik bahu rudy agar segera beranjak dari toserba itu. 

Rencanaku untuk mengajak Maria keluar pun gagal karena ketakutan ku yang berlebihan,  meski setelah kejadian itu aku menjadi bulan-bulanan rudy dan temen- temen lain di tempat percetakan seluas 4x10 meter itu.
Hingga detik ini,  aku masih menjadi pengagum rahasia dari nona manis yang usianya 3 tahun diatasku namun memiliki paras seimut ABG.

Selama 2 tahun aku hanya mampu menggoda dan bercanda dengannya tanpa berani serius mengucapkan perasaan terdalamku.  Kala aku benar-benar merindukannya namun dia tak ada keperluan ditempat kerjaku atau aku tak memiliki keperluan di tokonya,  maka hanya sebait kata rindu tak tersampaikan yang mampu kutorehkan diatas kertas putih. 

Wahai Gadis Pirang bermata sipit
Senyum riangmu sudah tertoreh dalam dinding hatiku
Paras anggunmu telah terbingkai rapi dalam imajiku
Suara gelak tawa khas mu sudah melekat di gendang telingaku

Bersanding denganmu dalam suatu senja Adalah impian terbesarku
Duduk bersama di hamparan pasir menatap sang Mentari yang mulai tertunduk malu

Mampukah imaji itu terwujud? 
Haruskah kulalui hari hanya dengan melihatmu dari jauh
Tak bisakah kutatap senyum indahmu live hanya berdua

Tak bisakah candaan kita menjadi ikatan serius? 
Relung jiwaku menggema kala mendengar suara merdumu
Nada falsku ingin kudendangkan tuk membuaimu dalam mimpi

Wahai kekasih pujaan
Ku kan selalu mengagumi dalam kejauhan
Sepanjang usiaku... 
Sepanjang nafasku

Salam sayang dariku 
Aji

Kamis, 03 Agustus 2017

Review Cerpen " Mata Elang Itu" by Anne

Okay guys,  kali  ini aku mau menulis tentang review karya tulis cerpen fiksi dari salah satu rekan di kelas fiksi slash satu komunitas penulis di Indonesia yaitu one day one post.

Gak perlu basa-basi (berlagak merapikan kacamata dan mengasah golok pembantaian...... Wkwkkwkwk), langsung aka yach reviewnya.

Judul.        : Mata Elang Itu
Penulis.    :  Anne Fariz
Genre.      :   Teenlit
Blog.         :   http://anefariz.com/fiksi/mata-elang-itu

Dari sisi judul sudah cukup bagus,  pandai memilih judul yang membuat orang penasaran untuk menguak isinya.  Selain itu juga cukup singkat dan iconic Serta mudah diingat.

Mulai berkenalan dengan alunan ceritanya,  kita disuguhkan hidangan teenlit alias kisah kehidupan remaja dengan seragam khas abu-abu putih. Biasanya penuh dengan kisah cinta dengan rasa malu-malu dan deg-deg'an.

Secara keseluruhan,  penulis ingin menceritakan Ersa sang tokoh utama yang sedang mengagumi seseorang namun dikarenakan suatu kelalaiannya, dia harus menanggung malu tak tertahankan di  depan kekasih idamannya kala dia dihukum.
Gaya bahasanya juga ringan dan  mudah dicerna karena yang  dituju adalah kalangan remaja.

Ide ceritanya sangat bagus dan menyimpan banyak konflik yang bisa dieksplorasi. 
Oh iya,  ada kejutan di akhir ceritanya.  Jadi jangan ragu untuk  membaca hingga akhir yach.

Cara menceritakannya teratur, berurutan dan tak meloncat sehingga memudahkan pembaca mengikuti cerita.  Detail penggambaran juga cukup.
Namun ada beberapa poin yang perlu diperbaiki dalam penuangan ide tersebut menjadi sebuah cerpen yang tertulis.

1. Inti konflik sebaiknya diletakkan diawal cerita untuk menarik rasa penasaran pembaca.
Misal.  Paragraf awal dibuat dengan menggambarkan kehebohan siswa dan guru kala Ersa pingsan di lapangan. Atau rasa malu yang ditanggung Ersa kala dihukum. Kemudian bisa di flash back ke kisah awalnya.

2. Penyebutan nama  tokoh yang berulang seharusnya bisa diminimalis dengan menyebutkan ciri atau karakter tokoh,  sehingga pembaca akan lebih mengenal dan mengenali tokoh sesuai dengan imaji penulis. Selain untuk menghindari penggunaan kata berulang dalam satu alinea.
Misal.  " kurang,  neng. " teriak pak sopir.
Itu adalah kata panggilan untuk kedua kalinya disebutkan.
Bisa dipermanis dengan kata.
" kurang,  neng. " sahut pria berkumis yang duduk dibalik kemudi angkot butut itu.

3. Pemilihan kata diusahakan lebih efisien,  jangan terlalu memboroskan kata agar tak terkesan belibet. Serta peletakan tanda baca koma yang kurang tepat atau bahkan ada yang berlebihan.
Ex.  Di saku depan tas tidak ada,  coba lagi di saku dalam tas...... Dst,  hingga semua isi... Dst,  namun tetap nihil,  topi... Dst.

4. Penulisan dialog harusnya dengan tanda "..." . Ada dialog Ersa meski dalam hati seharusnya diberi tanda atau dibuat menjadi tulisan miring.  Untuk membedakan dengan kalimat cerita atau kalimat keterangan .

Selebihnya aku suka dengan ide cerita,  konflik yang bisa digali dan kejutan dari sang penulis yang cukup  biking ngakak setelah dibikin klimaks tokoh yang sedang bermasalah.

Jadi mengingat masa cinta monyet di mass abu-abu putih.  ....... Wkkwkwk.
Sekian review Serta krisan yang bisa kusampaikan.  Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. 

Karena aku pun belum mampu menghasilkan tulisan yang bagus,  namun disini murni ini adalah pendapat professional selaku pembaca yang sok expert..... Wkwkkwk..

Udah yach....  Mau istirahat..... Dan bersibaku dengan selimut karena udah super dingin nih kotaku.... Suhunya bener- bener gak bisa dikompromikan.
See ya di tulisan selanjutnya. 

Salam literasi.

#onedayonepost
#tugas fiksi ke. 7

Sabtu, 29 Juli 2017

Ghost called writing block

Ghost called Writing Block

Di penghujung senja yang makin memerah disertai deburan ombak dari pantai lovina,  kira kira 200 meter dari bibir pantai berdirilah sebuah villa yang cukup tenang karena tak memiliki banyak kamar.  Hanya sekitar 5 kamar villa private dan sebuah Taman bersama yang cukup nyaman untuk bersantai di penghujung hari. 

Terhampar beberapa pohon rindang dengan rumput yang tertata rapi di bagian kiri jalan setapak menuju masing - masing kamar.  Sedangkan di sebelah kanan terdapat deretan bunga yang bermekaran namun tertata rapi di dalam pot bunga yang menemani perjalanan menuju kamar.  Tak lupa juga patung berarsitektur khas Bali siap menyambut kehadiran para tamu tepat di persimpangan pintu masuk setiap kamar villa. 

Kulihat ada sepasang kekasih berusia paruh baya bersama kak Putu staff villa ini sedang mengantar mereka menuju kamar villa Melati.  Akupun menyapa ramah Pria jangkung yang menurutku berotak cerdas yang nampak dari dahi lebarnya dan sedikit maju tersebut. 

" Sore kak Putu. " sapaku sambil melambaikan tangan.
" Eh,  nona berhijab sudah pulang.  Tidak ke pantai kah,  menikmati sunset Indah pantai lovina?  " tanyanya keheranan. 


" Enggak ah,  kemarin udah lihat lagian sekarang lagi bete. "  sahutku singkat.
Dia pun akhirnya menghampiriku yamg sedang duduk di teras berteman secangkir capuccino hangat yang tergeletak di atas meja berupa bongkahan kayu yang dipelitur ulang hingga nampak mengkilat dan serat kayunya masih jelas. 

" Kenapa bete nona manis?  Kalo beli gak salah ingat,  waktu check in kemarin siang , katanya lagi liburan dan mencari inspirasi biar bisa menelorkan karya tulis yach? " tanyanya keheranan. 

"Iya sih kak.  Tapi sudah berbulan-bulan gak bisa nulis,  kehabisan ide. " jawabku makin bete sambil menyeruput kopi hangatku.
Wajah keheranan nampak diwajahnya,  hingga akhirnya dia mulai duduk di kursi yang ada di sisi meja.  Seolah ingin berbagi cerita atau sekadar mencari teman bicara. 

" Maaf ya non,  saya boleh duduk kan. " pintanya padaku.
" Ok,  silahkan. Sambil menjadi temen ngobrolku biar ga bengong sendirian. " sahutku kegirangan.

" kalo beli gak paham nulis,  tapi bukankah ide bisa darimana saja yah.  Emang non Rika nulis apa sih?  Kalau boleh tahu. " tanyanya santun namun penuh tanya dan solusi yang ingin dilontarkannya. 

" Hehehe....  Nulis karya fiksi tapi gak jarang juga buat artikel non fiksi gitu. " jawabku sambil tersipu malu.
" Wuih.. Keren. Banyak baca kayaknya non Rika, buktinya bisa nulis cerita imajinasi sama nulis artikel.  " sahutnya terkagum. 

" hmm... Nggak juga sih,  dulu sering baca.  Kalau sekarang rada berkurang karena kesibukan yang terelakkan. " jawabku sedikit sedih.
" Loh,  kok gitu.  Mungkin itu penyebabnya non,  karena jarang baca akhirnya kurang asupan nutrisi.  " sahutnya santai. 

" Kurang Nutrisi?  Mana ada?  Penuh lemak nih . " sahutku keheranan.
" Nutrisi otak maksudnya non. " sahurnya singkat tapi cukup menghujam hatiku karena ucapan cowok pantai itu memang bener adanya. 

Brrrtt... Brrtttt

Suara itu menghentikan lamunanku atas ucapan kak Putu,  ternyata hpnya berdering pertanda pekerjaan sedang menantinya.
" Udah dulu ya non,  waktunya berburu pundi pundi emas. See you. " pamitnya buru-buru.

Akupun mulai merenungkan lagi ucapan staf villa itu,  meski sederhana namun aku akui itulah akar permasalahan yang sedang kualami.  Hampir 6 Bulan lamanya aku tak menghasikan tulisan berbobot,  meski banyak tulisan yang kutorehkan selama 1 tahun terakhir namun kurang sarat makna.  

Apalagi 1 bulan terakhir,  setiap aku mulai membuka laptopku.  Hanya satu atau 3 kata yang tertulis,  namun tak ada kata lanjutan yang teetorehkan lagi.  Hingga mata ini tersilaukan oleh layar putih yang menyilaukan .

Setelah menghabiskan tetesan capuccino, angin mulai terasa menusuk jantungku.  Kegelapan pun mulai terasa di sekitarku,  karena aku lupa menyalakan lampu di bebrapa sudut villaku. Entah tiba tiba kenapa aku merasa merinding dan ketakutan,  mungkin karena aku sendirian di villa inikah?

"Bukankah ini malam keduaku,  kenapa aku ketakutan begini." bisikku dalam hati.
akupun beranjak masuk ke villa dan mulai menyalakan musik dari laptop berstikerkan full hello kitty dan aku mulai duduk di tepi kolam renang mini yang berwarna biru dan berbentuk oval  sepanjang 3x1 meter. 

Berharap aku mendapatkan ide dengan membuka file microsoft word dengan tipe blank. 5 Menit  pertama kuhabiskan hanya memandang layar kosong , akhirnya aku kembali menyibukkan diri dengan bernyanyi mengikuti lagu yang sedang diputar. 

 10 menit kemudian aku mulai melihat layar kembali,  terdiam beberapa waktu hanya makin merasakan kegalapan di sekitarku. Laptop seolah ingin ngambek dan marah kepadaku karena jarang sekali aku membelainya dengan menulis cerita hingga berjam-jam. 

Bahkan mungkin si kitty/ panggilan buat laptopku ingin menggetok kepalaku dengan badannya yang kekar biar ide dan kata-kata rontok berjatuhan dari kepalaku dan bisa segera dituangkan melalu deretani tuts empuknya. 

Writing block pasti menyerang penulis manapun. Tak terkecuali penulis newbie seperti aku. Namun aku tak mau terjebak terus-terusan, hingga aku putuskan untuk menempuh perjalanan wisata selama satu minggu di Bali.  

Aku mulai merenung kembali,  bagaimana caraku agar bisa keluar dari penyakit yang menghantuiku selama berbulan Bulan. Kumulai mencerna kata-kata kak Putu,  banyak baca lagi buat asupan alias nutrisi otak. Mungkin dengan begitu aku bisa mulai menemukan soul menulisku,  dengan mulai bercengkerama dengan barisan kata agar aku mulai jatuh Cinta lagi pada dunia penulisan. 

Sambil mendengar alunan acoustic cover song dari  J. FLO akupun  mulai membuka halaman mbah google dan mencari beberapa cerpen atau novel ringan untuk pemanasan otakku.  Anggap saja sebagai camilan ringan otakku. 

Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul.  20.00 WITA.  Udara dingin pun mulai merasuk ke tulang rusuk hingga memaksaku untuk beranjak dari rumput di tepi kolam dan masuk ke kamar hangatku berteman selimut bermotif polkadot black and white. 

Sembari menyalakan TV,  aku pun mulai berimajinasi dan seperti mendapat sebuah potongan ide cerita yang ingin kutulis. Saat itu yang terlintas adalah menulis cerpen mengenai perjalanan wisata sepasang kekasih muda,  sosok yang tergambar adalah 2 tamu yang ada di villa sebelahku tadi sore. 

Tentu saja sudah aku persiapkan sedkit konflik sepanjang liburan mereka dan sedikit humor yang mereka rasakan selama liburan.  Tak lupa ciri khas ku yang suka memberikan konflik kejutan di pertengahan cerita yang sekaligus klimaksnya,  namun masih belum tergambar endingnya. 

Tanpa kusadari obrolan ringan yang berasal dari seseorang tak terduga menjadi obrolan cerdas yang cukup bermakna dan mengobati diri dari ketakutan akan hantu called writing block. 

Yah,  not too bad untuk tahap awal menyembuhkan diri dari hantu called writing block.  Dan sekarnag aku sudah mampu melanjutkan 3 novelku yang telah terbengkalai selama 1 tahun.  Serta menelurkan beberapa cerpen dan artikel pendek sebagai camilan untuk nutrisi kemampuan menulisku.

Itulah sedikit kisahku mengenai terlepas dari belenggu ketakutan atas momok bagi semua penulis. 

Thanks buat yang udah baca. 

Review foundation budget 150k

Hai blogger readers, Aku bukan seorang beauty blogger profesional, namun cukup mencintai dunia makeup sebatas hobby dan kebutuhan haria...