Kamis, 10 Mei 2018

Hijrah.....????

Hijrah..... 

Bulan Ramadhan makin di ujung pelupuk mata.  Hanya tinggal menghitung hari saja,  seluruh umat muslim di dunia bersiap untuk memasuki bulan penuh berkah,  suci dan penuh pintu ampunan.  Berbondong-bondong seluruh umatnya yang tak pernah menginjakkan kakinya ke masjid maka di bulan Ramadhan hampir dipastikan akan dibanjiri dengan puluhan bahkan ratusan pasang sandal/ sepatu berjajar di depan teras masjid maupun mushola di seluruh pelosok bumi. 

Di senja. Kotaku yang mulai memerah dan panorama ufuk barat yang mempesona,  sejenak membuatku berpikir mengenai hijrah.  Banyak berita dari dunia entertainment yang  membicarakan artis yang berhijrah dari yang tak berhijab menjadi berhijab syar'i. 

Berbagai pertanyaan pun muncul dalam benak,  apakah benar mereka berhijrah atau sebatas sensational moment aja karena bulan suci Ramadhan.  Pertanyaan selanjutnya adalah hijabnya totalitas syar'i ataukah sebatas menggunakan selembar kain di kepala. 

Akupun makin menelisik ke dalam relung  jiwaku. Bagaimana dengan diriku?  Proses hijrah pada diriku mengalami berbagai pasang surut.  Berhijrah memang butuh proses yang panjang dan penuh dengan pertentangan logika dan hati nurani. 

Bukan hal sepele dsn semudah mulut berucap.  Keteguhan hati untuk tetap berada di jalur kesyar'ian membutuhkan kekuatan iman dan hati yang tangguh.  Aku pun masih dalam tahap menempa diri untuk sanggup berhijrah secara totalitas.  

Memang benar,  lingkungan adalah pengaruh terbesar dalam totalitas kita dalam menjalani apa yang kita percayai.  Kala lingkungan yang syar'i dan kita dikelilingi dengan segala hal bersifat religi dan suasana keimanan yang kuat maka dengan mudah kita akan mengikuti arus islami syar'i baik dari segi penampilan luar berbusana maupun daru segi inner syar'i dalam hal ketekunan kita dalam mendalami ajaran islami. Mengikuti berbagai acara kajian muslimah yang makin menguatkan dan menebalkan keimanan dan ketakwaan kita.  Hal tersebut juga mampu melawan sifat futur yang tak jarang menimpa para muslimah. Sifat untuk sedikit bermalasan dalam menjalankan ibadah sunnah  atau menunda ibadah wajib. 

Terus,  bagaimana dengan lingkungan yang kurang supported.? Berjalan sendiri untuk tetap istiqomah menjalani ibadah dan mendalami ajaran islam bukan perkara mudah.  Ada yang tak tahan dan akhirnya kembali ke hal duniawi.  Ada pula yang masih bertahan dengan pemikiran islam dan hijab kontemporer dengan tetap menjalankan syariat islamiyah meski tak sepenuhnya segalanya sesuai dengan kaidah islamiyah  yang berlaku,  seperti ini dapat kita lihat dari beberapa rekan hijaber kita yang melakukan dakwahnya melalui hijab stylish.  Saya tidak menentang hal tersebut karena saya juga  termasuk dalam typical hijab yang stylish dan unik dalam berbusana . Kaidah yang saya pegang  adalah menutup aurat yang disyar'i kan dengan cara saya.  Meski terkadang dalam benak timbul rasa iri kenapa syaa tak bisa berbusana syar'i semacam gamis dsn khimar yang diisyaratkan oleh alqur'an dan hadits. 

Namun bagi saya semua itu adalah tahapan bagi setiap muslimah untuk berhijrah,  tak boleh  ada blaming dan men-judge pada setiap insan yang sedang berusaha untuk melakukan proses hijrah.  Karena semua ada proses dan ada waktunya sendiri bagi masing-masing muslimah untuk menuju taraf berjilbab dan berbusana syar'i. Terutama bagi rekan muslimah yang berada di lingkup yanh kurang religi ataupun yang memiliki profesi sulit untuk berbusana syar'i. 

Begitu juga bagi rekan muslimah yang belum berhijab sekalipun,  bisa jadi mereka memiliki hati  dan jiwa yang jauh lebih  bersih dan mulia dibanding yang berhijab.  Karena yang maha berhak untuk menjudge adalah Sang Maha Khalik Allah SWT. 

So,  ending dari tulisan ini adalah dont judge book from the cover.  Jangan menilai keimanan seseorang dari busananya saja.  Tapi belajarlah melihat jauh lebih dalam dsri itu. 

Apabila ada salah kata atau terdapat tulisan yang tak berkenan,  penulis mohon maaf.  Ini sebatas torehan dari umat manusia yang sedang belajar. 

Salam kepenulisan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik sarannya yach kak!

Review foundation budget 150k

Hai blogger readers, Aku bukan seorang beauty blogger profesional, namun cukup mencintai dunia makeup sebatas hobby dan kebutuhan haria...