Selasa, 01 Maret 2016

Oh ...ICU, serasa kau sedang menamparku?

Oh .. ICU Rumah Sakit, serasa kau menamparku?

29 februari 2016, siapa sangka hari ini membuatku menapak lagi dalam sebuah tempat yang mungkin momok bagi semua orang. Awalnya aku cukup senang hari ini, karena ini adalah hari pertama One Day One Post. Dan alhamdulillah aku bisa mengawalinya dengan baik, aku menyelesaikan tulisan untuk posting perdana ODOP pada malam sebelumnya dan menjadi orang ke-2 yang posting dari 105 peserta ODOP (suatu rekor dan kebanggaan tersendiri bagiku, hadew...koq jadi sok rajin gitu), padahal biasanya paling terakhir kalo melakukan tugas apapun apalagi kalo datang ke tempat kerja. (Hehehe..jam karet buanget). Mungkin benar juga kata orang, dengan kita mencintai yang kita lakukan dengan sendirinya akan membuat kita semangat dan survive disana.
Kembali ke cerita awal di hari ini, meski kondisi kesehatan kurang fit, karena sudah hampir seminggu sejak bergabung grup menulis ODOP selalu bergadang hingga subuh dan aku cuma beristirahat sekitar 3 jam per harinya. Bukan karena lembur kerja atau membuat artikel untuk tugas ODOP. Hanya saja disini aku menemukan banyak website para blogger penulis yang membuatku tertarik membaca hingga lupa waktu.
Aku lewati hari ini dengan setengah tenaga yang tersisa, meskipun begitu aku masih tetap excited dan membaca hasil karya temen2 ODOP yang keren2 di sela sela kesibukanku. Hingga aku pulang sekitar jam 3 dan karena sangat lelahnya tubuh ini hingga terlelap. Namun, tiba2 ada suara ketukan pintu yang berasal dari pintu kamarku. Dengan tubuh masih lelah dan sempoyongan pun aku beranjak untuk mencari tahu siapa yang mmembangunkanku. Ternyata ayahku sudah berdiri di depan pintu kamarku dengan baju cukup rapi seperti siap hendak bepergian. Sambil terkantuk -kantuk aku bbertanya baru pulang dinas mau kemana Yah, koq sudah rapi? Dengan sedikit panik dan terburu-buru, ayah berkata singkat namun mengejutkan: " Cepat bangun dan jaga toko , aku mau ke Rumah sakit, mamamu masuk UGD". Seperti setengah ga percaya, dan berusaha mengumpulkan tenaga yang masih ttersisa aku pun segera turun tangga dan mengejar ayahku yang sudah siap berangkat. Aku bertanya, kenapa mama sakit aapa bukannya tadi pagi baik baik saja? Ayahku pun dengan singkat menjawab, "belum pasti masih liat hasil konservasi dokter", sambil beranjak pergi.
Setelah mengurusi toko dan sekitar jam 22.00 wib akhirnya aku berangkat ke Rumah sakit bersama kakak dan keponakanku. Sesampainya disana akulah yang menjadi penunggu mama, karena di ICU cukup ketat peraturannya dan ini pun ICU khusus. Malam semakin larut, aku bingung harus berbuat apa. Aku pun termenung ditemani dinginnya AC entah kenapa suhu AC nya dingin banget. Aku saja yang katakanlah masih sehat , harus memakai 2 jaket untuk menghangatkan tubuh ini, bagaimana kondisi pasien2 yang kesehatannya kurang fit, apa ya gak menggigil dan beku....ini ICU apa kulkas sich mas perawat? Hanya senyum tipis yang dilontarkan padaku.
Koq jadi ngomongin AC yach, katanya mau merenung. Okay dech lanjut ceritanya...waktu menunjukkan 00.30...suasana ICU sunyi senyap, hanya kulihat para perawat tang sedang sibuk melakukan pendokumentasian di meja kejanya. Semua pasien sudah terlelap begitu juga penunggu pasien yang lain. Sebenarnya rasa lelah ku cukup besar, namun entah kenapa mendengar kata "rumah sakit apalagi ICU sangat membuatku merinding dan sedikit trauma. Bagaimana tidak, aku dan keluarga ku dulu pernah berada disini selama 3 bulan penuh  karena ada salah satu keluarga yang sakit. Kemudian selang beberapa bulan setiap 3 bulan sekali secara bergantian ada saja yang keluar masuk rumah sakit . Yang paling membuat trauma adalah selama 1 bulan penuh berada di ICU khusus isolasi. Disana aku melihat berbagai kesedihan di wajah para keluarga yang sakit, apalagi jika melihat ekspresi dimana pasien harus berpulang ke Sang Pencipta. Sungguh membuatku ikut menangis, belum lagi melihat pasien kritis yang baru saja dilarikan ke rumah sakit( hih...ngeri dech)
Namun, disanalah sekaligus aku merasakan kesetaraan dan sifat humanity yang sesungguhnya hadir. Saat di ICU terutama ICU isolasi kalo ga salah namanya, dimana tak boleh sembarang orang masuk bahkan yang boleh masuk hanya dokter dan keluarga terdekat saat diperlukan saja. Disanalah para keluarga pasien berkumpul di depan ruang ICU, saling mengenal dan berkomunikasi tanpa memperdulikan status sosial, bahkan tak jarang yang saling berbagi makanan dan sebagainya. Disana dapat kita lihat sifat saling membantu saling mensupport tanpa ada rasa pamrih(karena muNgkin mereka tidak bertemu lagi). Suatu hal yang sudah sangat jarang kita temui di kehidupan normal sehari-hari.
Kembali ke perenunganku malam ini , saat semua sudah tidur terlelap...aku pun memperhatikan sosok Mama ku. Baru aku sadari bahwa tubuhnya mulai sangat lemah dan tidak sekuat dulu, yang selalu menggendongku kemanapun waktu aku masih kecil.Aku mulai berpikir, selama ini aku ingin berbakti kepada orang tuaku hingga mungkin kalau ditanya kenapa masih jomblo (*loh ..koq bawa2 status segala) aku menjawab karena aku masih merasa belum berbakti kepada kedua orang tuaku makanya aku mau menjadi anak yang bisa dibanggakan orang tuaku.
Namun di malam ini , di ICU rumah sakit ini aku mulai tersadar....kelalaianku dan keapatisanku kepada keluarga , membuatku sampai tidak tahu bahwa mamaku menyimpan rasa sakit yang mendalam hingga baru sekarang aku ketahui bahwa mama sedang menderita rasa sakit fisik yang cukup hebat namun jarang mengeluh. Seandainya mengeluh pun aku dengan santainya menjawab, "paling mama kecapekan aja". selama ini aku berkata ingin berbakti dan membalas kasih sayangnya selama ini, namun apa yang telah aku perbuat selama ini. Aku justru terlalu sibuk dengan pekerjaanku, aku terlalu sibuk mengumpulkan materi yang notabene katanya ingin membahagiakan orang tua. Seandaikan aku punya waktu senggang di rumah pun , aku terlalu sibuk dengan gadget dan dunia sosmed aku. Dan aku lupa bahwa justru ada orang-orang nyata yang sangat memerlukan perhatian kita. Bukan sekedar mengenai like, post comment, stalking di dunia maya dimana orang2 tersebut belum tentu secara tulus memperhatikan kita dan yang paling penting, belum tentu mereka adalah prioritas utama yang memerlukan perhatian kita. Justru orang nyata yang dekat dengan kitalah terutama orang tua kita, mereka juga ingin anaknya me- like and comment aktifitas hariannya atau distalking oleh kalian,mereka ingin kalian menanyakan keadaannya, kondisi kesehatannya. Bagaimana mood nya hari itu atau berbagai perhatian,- perhatian nyata yang dulu dilakukan kedua orang kita saat kita masih kecil. Bahkan tak jarang pula perhatian mereka yang sekarang ini masih dicurahkan pada kita, justru dianggap sebagai omelan yang gak penting dan kita sering mengabaikan omongannya dan bahkan langsung pergi beranjak keluar dengan dalih ada pekerjaan atau apa saat orang tua sedang menegur atau menasehati.
Orang tua kita mungkin tak pernah mengatakan bahwa mereka ingin mendapat perhatian balik seperti yang mereka lakukan selama ini.Oleh sebab itu, mulai sekarang cobalah sempatkanlah waktu meski hanya beberapa puluh menit untuk berkomunikasi dengan mereka. Janganlah kita sibuk sendiri dengan urusan kita saja, bagilah waktu dan masukkan Orang tua kita dalam prioritas teratas.
Lakukan itu mulai sekarang, jangan menunggu mereka terbaring di tempat ini terlebih dahulu, baru kalian menyadarinya.



#mogalekasembuh
#OneDayOnePost
#cintaikeluarga

3 komentar:

  1. semngat, semoga lekas sembuh kalau tulisan ini memng asli... amien..
    orang tua memang harus diproritas pertama.. makasih nasehatnya
    salam kenal
    abdur-rahiem.blogspot.com

    BalasHapus
  2. semoga mama cepat sembuh ya mba..
    semoga sakitnya adalah penggugur segala dosanya..
    Aamiin..

    BalasHapus
  3. hiks.. jadi sedih juga... aku pernah ngerasain hal yg sama mbak ketika ayah saya masuk ICU.. saat itu sy tkadang mrindukan waktu ketika saya masih kecil.. ketika saya dan ayah berkeliling naik sepeda.. bdua :')
    smoga kedua org tua senantiasa dberi kshatan aamiin :')

    ttp smangat mbak

    BalasHapus

Ditunggu kritik sarannya yach kak!

Review foundation budget 150k

Hai blogger readers, Aku bukan seorang beauty blogger profesional, namun cukup mencintai dunia makeup sebatas hobby dan kebutuhan haria...