Minggu, 15 Mei 2016

Indahnya Pelangi di Metropolis ~ part 7


Artha yang asyik menonton TV sambil menikmati kopi capuccino hangat yang tersaji manis dalam cangkir berbentuk bola dengan taburan choco grandule yang makin melengkapi kenikmatan dan suasana di malam itu.

Namun tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca yang cukup keras dan mengejutkannya yang berasal dari kamar mandi, dimana Quin baru saja masuk kesana untuk mengambil handuk kotor yang akan dilaundrykan.

" Pyaaarrrr....."
" Apa lagi lah sekarang ulah si gadis udik itu ? Apa yang dia jatuhkan di kamar mandi ? Lihat saja .... pasti aku suruh ganti semua kerugian atas ulahnya !! " Omel Artha sambil berjalan menuju ke asal suara yang mengejutkannya.
Namun , saat dia buka pintu kamar mandi.... betapa terkejutnya dia atas apa yang dilihatnya. Berantakan .... !! mengerikan ..... !! Kacau... !! Hingga membuat Artha cukup panik level dewa.

" Oh My God... Wha...what...what is this !! Hey gadis udik !! Quin....Quin, please ... buka matamu !! Don't make me scare !!" Teriak Artha panik sambil meraih tubuh quin yang terjatuh dan tak sadarkan diri di lantai. Ditaruh tubuh Quin dalam pangkuannya sambil memegang kepala gadis mungul itu.

Namun kepanikannya semakin menggila saat dia menepuk-nepuk pipi Quin agar terbangun, tiba-tiba dia baru menyadari bahwa tangannya telah berlumuran darah yang berasal dari kepala Quin yang terbentur.

"What?? Darah !! Quin bertahanlah, aku akan membawamu ke rumah sakit" ucapnya sambil berdiri dan membopong tubuh Quin dan segera membawanya menuju mobil. Dan tak selang lama sekitar 10 menit akhirnya mereka tiba di rumah sakit swasta terdekat. Dan dengan sigap seluruh petugas medik disana melakukan penanganan medis sesuai prosedur.

Selama menunggu di depan ruang operasi , Artha tak henti-hentinya mencemaskan Quin dan menyalahkan dirinya atas apa yang menimpa Quin. Karena dialah yang nenyuruh Quin ke kamar mandi, dan dia sadar ketidakhatia-hatian Quin dikarenakan kekesalan pada sikapnya yang kurang baik pada Quin.

" Stupid me...stupid me...kenapa juga aku tadi menyuruhnya mengambil cucian di kamar mandi. Kenapa gak kuambil sendiri tadi dan kuserahkan padanya . Hmmm.... Bego, koq dipelihara... !! Sampai terjadi apa-apa sama cewek udik ini, kamu pasti menyesal dan harus menebusnya seumur hidup Artha !! " omelnya pada diri sendiri saat menunggu Quin di ICU.

Setelah menunggu 1.5 jam akhirnya keluarlah salah seorang dokter dari ruangan bernuansa putih itu.

" Permisi, keluarga nona Quinsha ? " tanya Dokter berperawakan gagah layaknya Bima dalam tokoh pewayangan.

Sontak Artha langsung bangkit dan mendekati pak dokter tadi dan langsung memberondong dengan segudang pertanyaan.

" Iya, saya keluarganya... eh...teman maksudnya. Bagaimana keadaan Quinsha ? Apa dia masih hidup ? Apa dia baik-baik saja ? Apa dia amnesia atau gegar otak ? Atau dia terluka parah ? Jawab aku pak dokter ? " tanya Artha panik sambil memegang kedua lengan pak dokter.

Pak dokter sambil tersenyum berkata " tenang anak muda, jangan panik, bernafas dulu gih ! Saya pasti akan menjawabnya, tapi tenangkan diri terlebih dahulu "

" Oopss....maaf pak. Saya panik dan khawatir " jawab Artha sambil menghela nafas panjang untuk menyembunyikan kecemasannya.

" Jadi kekasih anda masih hidup dan baik-baik saja, dia mungkin masih tak sadarkan diri hingga besok pagi karena efek obat bius selama operasi tadi. Mengenai luka di kepalanya, beruntung itu tak meninggalkan luka dalam. Jadi sebatas robek di lapisan luar saja. Mengenai apa ada dampak gegar otak , amnesia atau sejenisnya kita tunggu hasil laboratorium dan menunggu pasien tersadar. Selebihnya kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Jadi semoga nona Quin dapat segera pulih. " jawab Pak Dokter dengan tutur bahasa santun hingga menenangkan keluarga pasien.

" Okay, terima kasih banyak pak dokter atas bantuannya. Tapi dia bukan kekasihku, dia adalah orang asing yang sedang delivery order kerumah saya untuk suatu hal namun sedikit kecelakaan menimpanya. " sahut Artha berusaha menjelaskan.

Sambil tersipu menggoda , pak dokter menyahut " Oh gitu, tapi kecemasan kamu mengatakan lain lho. Udah, jangan malu-malu gitu, terlihat koq kalo adik menyimpan perasaan pada nona manis tadi. Moga beruntung yah, saya pamit dulu untuk melanjutkan pekerjaan saya. "

" Ah...ehm...itu.... sudahlah... by the way, sekali lagi terima kasih ya pak, silahkan dilanjutkan pekerjaannya dan maaf mengganggu. " sahut Artha sambil terheran-heran atas perkataan dokter tadi.

Sesaat kemudian Quin dipindahkan ke ruang perawatan dan Artha pun mulai duduk disamping Quin dan memandangi gadis mungil yang masih tak sadarkan diri itu.

" Apa benar aku suka kamu ??
Kenapa juga Pak dokter tadi berkata seperti itu ??
Bahkan aku tak mengenalmu ??
Aku hanya bertemu kamu beberapa menit tiap minggunya ??
Bahkan aku jarang memandang wajahmu karena aku membencimu sejak pertemuan pertama kita yang sangat konyol !!
Bagaimana aku suka jika aku merasa benci kepadamu ?? "

"Wah ... pasti sudah ga sadar pak dokter tadi bilang seperti itu !! Mungkin karena terlalu lelah setelah mengoperasi kamu selama berjam-jam. Yaa sudahlah...tak perlu kamu pikirkan Artha. Sudah berhenti berpikir dan bertanya aneh-aneh seperti ini. " tanya artha pada dirinya sendiri.

"Sudahlah, lebih baik aku tidur saja. Besok masih ada meeting customer yang musti aku lakukan. " omel artha sambil beranjak menuju kursi sofa yang tak jauh dari ranjang Quin.
Direbahkan tubuhnya dalam sofa empuk di ruang rumah sakit yang layaknya kamar hotel itu..

" Huft .... kenapa jantungku dari tadi masih berdegup kencang yach, bukannya dia sudah baik-baik saja! Kenapa masih terasa sesak yach?? " ucap lirih Artha saat menoleh melihat Quin.

" Ada apa denganku? Quin !! apa yang telah kamu lakukan padaku ? Kenapa aku ga berhenti mencemaskanmu hari ini ? " tambahnya sambil menghela nafas cukup berat.

Meski batin dan logika Artha menolak, namun kecemasannya belum hilang juga, hal ini terlihat karena pandangan Artha tak terlepas sekejap pun untuk mengawasi Quin, takutnya dia tersadar dan memerlukan sesuatu.

~~~~~ bersambung ~~~~~~

#ODOP late post for 29 april 2016
#onedayonepost
#cerbung

2 komentar:

Ditunggu kritik sarannya yach kak!

Review foundation budget 150k

Hai blogger readers, Aku bukan seorang beauty blogger profesional, namun cukup mencintai dunia makeup sebatas hobby dan kebutuhan haria...