Jumat, 03 Juni 2016

Aku tulang rusukmu, bukan pembantumu

Keindahan mentari yang mulai menyingsing di ufuk barat, lengkap dengan pesona sinar orange yang memancar di atas langit kotaku. Masih tak mampu menghapus lelahku atas rutinitas kerja di salah satu kantor pendanaan atau Finance di kota kelahiranku.

Suara deru mesin dari kendaraan para pengais rejeki yang hampir senasib denganku pun terdengar saling bersahutan, pertanda ingin segera sampai di tempat peraduan terindah. Sembari menunggu detik demi detik, meter demi meter agar segera tiba di rumah indah yang bernama keluarga.

Imajinasi pun sedikit melayang membayangkan sebuah kenyamanan merebahkan tubuh yang lelah ini dalam sofa bernuansa kuning kecoklatan, ditemani secangkir kopi hangat yang beraroma khas latte favoritku dan tak lupa alunan musik accoustic dari para musisi dunia.

"Hmmm....sungguh perfecto." gumamku sembari menunggu lampu hijau di salah satu perempatan yang memiliki waktu tunggu terlama menurutku.

Tin tin tin tin ......

Suara klakson mulai terdengar bersahutan saat lampu hijau. Aku pun mulai menjewer telinga dari motor Vario Merah favoritku,  kulalui kemacetan demi kemacetan dari sudut kotaku. Perjalanan selama 20 menit menuju kerumah aku habiskan untuk menghibur diri atas permasalahan kantor hari itu yang sungguh ribet dan cukup menguras emosi.

"Alhamdulillah, Griya Muslim! Akhirnya sampai juga" teriakku lebay saat melihat pintu gerbang perumahanku. Akupun segera memasuki komplek perumahan dan memakirkan sepeda di teras rumah.

Yah, disinilah rumah singgahku meski bukan perumahan mewah justru bisa dibilang aederhana namun aku bangga bisa membeli rumah ini meski masih mencicil dengan keringatku. Aku adalah Nayla Wulansari, seorang supervisor wanita yang terkenal tegas dalam pekerjaan namun seorang istri yang lembut.

"Assalamualaikum, mas Iqbal." Salamku pada suami yang kunikahi 2 bulan lalu, sambil masuk rumah dan mencari-cari keberadaan suamiku. Namun, saat aku mulai berjalan 3 langkah, yang kutemukan hanya lantai yang masih kotor karena tumpahan makanan burung, baju berserakan, sangkar burung yang berjajar tidak beraturan.

Kulanjutkan langkahku menuju ruang keluarga, kutemukan suamiku sedang bersantai melihat televisi sedangkan rumah masih penuh dengan cucian kotor, rumah berantakan,dll.

"Asyik bener liat tv-nya?? Sampai salamku tak dijawab!!" Sapaku pada pria hitam manis yang masih asyik lihat acara stand up comedy show di salah satu statiun TV Nasional.

"Oh iya, waalaikumsalam my honey. Sebentar yach, ini lho lagi asyik lihat acara komedi buat hilangkan jenuh." Sahutnya tanpa melihatku dan asyik dengan keripik singkong yang disantapnya sedari tadi.

"Itu sangkar burung kenapa berantakan di ruang tamu yach??" Tanyaku keheranan karena rumah yang tadi pagi sebelum berangkat sudah aku pastikan bersih, kenapa jadi kayak kandang kuda yach(#baca---berantakan).

"Oh iya, tadi siang ada tetangga main dan lihat-lihat gitu!! Makanya aku turunin dan tidak balik ke tempat seharusnya. Belum sempat!! Ntar aja kalau lagi gak sibuk!!" Jawabnya ketus.

"Oh gitu.... emang sibuk apa aja sih dari tadi??" Tanyaku lembut pada pria yang sudah menjadi pengangguran sejak 2 minggu sebelum pernikahan kita. Mas Iqbal resign dari kantornya di Karawang dulu demi aku. Karena aku tidak mau melepas pekerjaanku dan memang kalau dari segi posisi jabatan terlalu disayangkan kalau pekerjaanku harus dilepas.

"Ya pokoknya sibuklah, memang kamu saja yang punya kesibukan!!" Jawab Iqbal dengan nada tinggi.

"Oh, maaf mas Iqbal. Nay hanya ingin bertanya. Okay, silahkan dilanjutkan kesibukan di depan TV-nya. Biar Nay yang beresin semuanya." Jawabku lirih sambil menahan air mata yang mulai berkaca-kaca saat mendengar teriakan mas Iqbal.

Meski dengan segala kelelahan di raga ini, kubersihkan setiap jengkal kekacauan yang ada di dalam rumah, mulai dari beresin sangkar burung peliharaan mas iqbal, menyapu, mengepel, cuci piring, cuci baju hingga menyetrika. Aku harus bereskan di malam itu juga. Bahkan cacing di perutku yang sedari siang tadi memberontak pun aku abaikan hingga aku baru selesai sekitar jam 19.30 wib.

Belum selesai menjemur cucian, aku dengar suara teriakan dari ruang keluarga.

"Sayang, kamu buatin aku makan malam dulu gih. Ketawa melulu dari tadi liat nich acara, perutku jadi lapar!!" Pinta mas Iqbal tanpa menghiraukan aku yang masih bersibaku dengan seabrek pekerjaan.

"Iya, sebentar." Sahutku singkat sambil meletakkan cucian dan segera menuju kulkas yang ada di dapur. Beruntung aku bisa menemukan sedikit bahan makanan untuk diolah. Karena kelelahanku siang itu membuatku lupa untuk belanja buat makan malam.

Dengan cekatan aku buatkan tumis brokoli dan kroket daging. Tak selang berapa lama aku siapkan semuanya di meja makan. 

"Mas Iqbal, makan malam sudah Nay siapkan di meja makan."ucapku sambil berlalu dan melanjutkan cucian baju yang masih belum kelar.

"Oh, iya. Makasih honey. Lanjutin beres-beresnya yach!!" Sahut pria itu tanpa rasa bersalah atau sedikit kepedulian padaku.

Sambil menangis akupun melanjutkan pekerjaan rumahku sambil sedikit berbicara sendiri dalam benak.

"Kenapa kamu berubah seperti ini mas Iqbal??
Dulu kamu selalu mengkhawatirkanku, apa Nay sudah makan?? 

Apa Nay gak kecapekan?? Nay, jangan capek-capek yach kalau kerja??

Apa kamu membenciku sekarang??
Bukankah kau berjanji , bahwa dalam cinta ini kita lakukan segalanya bersama!!
Segala suka duka kita tanggung bersama??
Mana janjimu??

Setiap aku memintamu berbagi tugas rumah, terutama selama kamu diam dirumah, namun hanya keluh kesahmu akan sulitnya mendapat pekerjaan.
Aku pun diam dan gak pernah mengungkitnya lagi!!

Masih kurangkah pengorbananku??
Aku tak pernah menuntutmu menafkahi aku dengan uang!!
Karena aku tahu kamu masih berpenghasilan tak tetap atas bisnis jual beli burung!!

Aku pun tak pernah meminta sepeserpun, berapapun kau beri aku, aku selalu menerima dan menghargainya bahkan sangat bahagia atas itu!!

Aku cukupkan segala kebutuhanmu!!
Aku gak menuntut banyak darimu....
Aku tak meminta rumah mewah, berlian yang berkilau...

Cukup bantu aku semampumu....
Cukup support aku dikala aku terjatuh
Cukup jadilah sandaranku saat aku lelah

Cukup sambut aku dengan senyuman hangat
Cukup bantu aku mengerjakan hal sepele di rumah
Kita kerjakan semuanya bersama-sama seperti janjimu dulu

Ingat...
aku istrimu yang seharusnya kau lindungi dan kau rawat dengan baik
bukan pembantu yang mengurusimu 24 jam

Aku kekasihmu yang seharusnya mendapat kasih sayang dan perhatianmu
Bukan mesin pencetak uangmu yang bisa dimintai uang seenakmu

Aku tulang rusukmu yang seharusnya kau bimbing dan kau rengkuh
Bukan pelayan yang kau suruh bekerja nonstop 24 jam

Bahkan pelayan saja punya jam kerja sebatas 8 ato 12 jam perhari.

Aku juga manusia yang perlu istirahat
Aku juga manusia yang perlu perhatian dan kasih sayang
Aku juga manusia yang ingin bersenang-senang
Aku juga manusia yang ingin punya kebebasan waktu buat ME TIME...

Sepanjang malam aku beres-beres sambil meratap dan terus menitihkan air mata. Namun apa dayaku sebagai seorang istri yang terlanjur mengikat janji dihadapan keluarga dan orang-orang yang mencintaiku demi menjalin hubungan bersama orang asing yang awalnya aku kira sangat menyayangiku. Meski dia tak pernah berpaling pada wanita lain. Namun sikapnya selama 2 bulan pernikahan kami benar-benar menyiksa lahir dan batinku.

~~~~~~~~~ End Story ~~~~~~~~~

Buat kalian para pria ataupun para suami, pahamilah...bahwa wanita adalah wanita rapuh namun sekaligus tegar dan tangguh.

Rapuh karena dia perlu sandaran dan perhatian serta kasih sayang kalian.
Tegar karena dia mampu menyembunyikan kesedihan, kekecewaannya pada kalian.
Tangguh karena dia sanggup mengurusi kamu hampir 24 jam nonstop sepanjang hari tanpa menunjukkan rasa lelah, letih dan kecapekan yang teramat sangat.

Sekarang kami para wanita bertanya, sanggupkah kalian seperti kami?? Sanggupkah kalian menjadi atau berada pada posisi Nay??
Bila tidak, maka ingatlah....

Perlakukan istrimu selayaknya mereka seharusnya diperlakukan.
Istrimu adalah pendampingmu bukan pembantumu.

Istrimu adalah kekasihmu dan tulang rusukmu, jadi jangan sekali-kali menginjaknya atau merendahkannya karena dia harusnya ada disampingmu.
Istrimu adalah ibu dari anak-anakmu yang akan menjadi pendidik mereka bukan baby sitter.

#onedayonepost late post for 27 april 2016
#ODOP
#cerpen

1 komentar:

Ditunggu kritik sarannya yach kak!

Review foundation budget 150k

Hai blogger readers, Aku bukan seorang beauty blogger profesional, namun cukup mencintai dunia makeup sebatas hobby dan kebutuhan haria...