Selasa, 31 Mei 2016

Indahnya Pelangi di Metropolis ~ part. 22

Teriknya matahari di kota pahlawan mulai menusuk kulit hingga merasuk kedalam relung jiwa para pencari rejeki di kota metropolitan di Provinsi Jawa Timur ini. Kebisingan dari kepadatan arus lalu lintas makin menenuhi setiap sudut jalan kota. 

Begitu pula, di salah satu kampus ternama di Surabaya itu, sengatan sang mentari yang membakar kulit, membuat para mahasiswa enggan berkeliaran di taman sekitaran fakultasnya. layaknya hati Quinsha yang sedang panas terbakar atas ulah sang pangeran tampan yang berusaha mengejar hatinya.

Namun berbeda dengan suasana hati sang pemilik paras tampan dari seorang Artha yang siang itu, yang sejak pukul 11.00 wib setelah membereskan semua urusan kantornya, dia segera meluncur ke kampus sang pujaan hati. 

Artha benar-benar bahagia dan berbunga-bunga sejak kemarin siang, setelah Quin meneleponnya. Hatinya bagai hamparan taman bunga Tulip di negeri Belanda yang bermekaran dan sangat indah untuk dilihat. 

Menyejukkan bagi siapapun yang menatapnya, begitu juga aura keceriaan yang terpancar di wajah Artha hari itu penuh rona kebahagiaan dan senyuman terindah yang pernah dinampakkan sang pangeran cinta.

Artha pun tiba di kampus Quin tepat pukul 12.00 wib, dan segera mengambil smartphone keluaran terbaru dari salah satu perusahaan gadget ternama dari korea selatan. Dan langsung dia hubungi kekasih pujaannya.

"Selamat siang, honey!! Udah finish belum kuliahnya?? Kalau udah, buruan yach..... aku tunggu di parkir mobil seperti biasa. Kan kita mau honeymoon ini!!" Sapa Artha sedikit manja untuk menggoda Quin supaya tak mendapat serangkaian puisi pedas dari sang putri es.

"Hmmm....... iya!! Ini dosennya baru saja keluar kelas, 5 menit lagi aku kesana!!  Satu lagi, berani bilang honeymoon lagi!! Hmmm.... I'm out from your plan!!" Jawab Quin singkat dengan nada sinis.

"Siap, nona Quinsha!! No word honeymoon!! And I'll be waiting you!!" Sahut Artha tegas dan penuh keseriusan sambil mengakhiri panggilan teleponnya.

Tak selang berapa lama, Quin datang dengan membawa satu ransel besar untuk perlengkapan liburan ke Bali. Tak banyak kata yang terucap dari bibir manis Quinsha, meski sedikit terjadi kebekuan selama perjalanan ke Bondowoso namun Artha juga tak memaksanya untuk bicara atau mencairkan suasana.

 Karena dia paham, bila dia mengutarakan sesuatu maka hanya kata-kata pedas level 15 lah yang bakal keluar dari bibir tipis sang kekasih. Quin masih marah atas kelancangannya membuat acara liburan tanpa sepengetahuannya. Apalagi bukan liburan yang dekat, sedikit jauh dan memakan waktu beberapa hari.

Setelah menempuh perjalanan hampir 5 jam akhirnya mereka sampai di kediaman Quin. Sambutan hangat dari keluarga Quin benar-benar membuat Artha merasakan arti sebuah kehangatan keluarga yang tak didapatkannya selama ini.

"Assalamualaikum" ucap Quin dan Artha bersamaan saat memasuki rumah.

"Waalaikumsalam, sini masuk nak Artha!! Ibu sudah siapkan makan malam untuk kalian tapi sebelumnya mandi dulu yach biar hilang rasa capeknya." Sambut ibunda Quinsha ramah.

"Bapak mana, bu??" Tanya Quin sambil mencium tangan ibunya dan memeluk penuh kerinduan.

"Masih di musholla, persiapan untuk adzan dan shalat maghrib!! Udah, buruan mandi...bau nich!! Ntar badan ibu ketularan bau keringatmu ini." Sahur ibu martiyem sambil mendekap anak kesayangannya.

"Yeaahhh....ibu!! Justru bau keringatku inilah pesona yang memikat dan bikin kangen loh. Buktinya ibu kalau gak bau aroma dekilku pasti kangen and nyuruh Quin pulang sejenak, bener gak??" Bantah Quin yang tak terima dikatain bau badan oleh bu martiyem.

"Iya, bener koq sayang. Parfum unik and limited edition versi kamu itulah yang paling aku rindukan. Makanya sehari saja gak mencium parfum itu rasanya gak afdhol gitu!!" Celetuk Artha yang mendengar ocehan Quin saat mau menuju kamar mandi.

"Wuidiihh ..... amit-amit!! Sapa juga yang mau disamperin tiap hari ama kamu?? Lagian, ini orang kagak diajak ngomong, nyahut aja sich!! Kuat bener sinyalnya?? Pake telkomsel tah??" Sahut Quin kesal mendengar ocehan Artha.

"Udah jangan bertengkar!! Nak Artha, buruan mandi gih!! Trus makan dan tidur yach, biar nanti waktu berangkat bisa fresh lagi!!" Pinta ibunda pada calon mantunya.

"Inggih ibu, permisi!! Saya mandi dulu yach" jawab artha singkat sambil bergegas ke kamar mandi.

Artha dan Quin pun menuruti perintah ibunda. Dan segera beristirahat supaya bisa fresh lagi sewaktu berangkat nanti malam.

Bagaimana kisah perjalanan liburan ke Balinya?

Akan ada keseruan apa??tunggu di chapter berikutnya yach.

Makasih buat yang udah baca dan komentar.

~~~~~~
#onedayonepost late post for 25 mei 2016
#ODOP
#cerbung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik sarannya yach kak!

Review foundation budget 150k

Hai blogger readers, Aku bukan seorang beauty blogger profesional, namun cukup mencintai dunia makeup sebatas hobby dan kebutuhan haria...