Kamis, 26 Mei 2016

Indahnya Pelangi di Metropolis ~ part. 19

Suara deru mesin dari laju sang tunggangan besi mewarnai perjalanan balik dari bondowoso ke Surabaya.

Sepanjang perjalanan Quinsha masih marah dan terdiam tanpa kata. Berkali-kali Artha melontarkan pertanyaan, tak ada reaksi dari sang putri es. Setelah berjalan 20 menit, tiba-tiba di perbatasan kota bondowoso mereka terjebak kemacetan panjang yang disebabkan ada truk yang mengguling di tengah jalan.

Hampir satu jam melewati kemacetan yang mengular, masih belum mampu mencairkan kebekuan Quinsha yang sedari tadi diam mematung.

Artha yang semakin lelah dengan kondisi jalan yang super merambat dan belum juga sampai di ujung kemacetan, ditambah lagi kesunyian dalam mobil yang tak kunjung terpecahkan .
Namun kesunyian itu pun tiba-tiba terpecahkan oleh suara aneh yang ditimbulkan Artha.

"Kruk...kruk...kruuuuukkkk." Cacing di dalam perut Artha mulai berteriak-teriak minta asupan nutrisi.

"Saa..yaang....laper nich!! Udah pada demo cacingnya!! Suapin dong??" Pinta Artha yang bercanda namun penuh manja.

"Nich, makan sendiri!!" Sahutnya ketus sambil menyodorkan sekotak nasi plus tumis tahu tempe dan sepotong ayam goreng yang tertata rapi dalam tupperware.

"Aduh, tega nian  adinda! Kakanda kan lagi fokus menyetir nih tangannya." Balas artha sambil menunjuk ke arah setir mobil.

Meski sedikit kesal atas permintaan sang pangeran cakep, disuapin juga artha.

"Aduh..... kalau nyuapin yang mesra dong!! Biar kayak pasangan suami beneran gitu. Wuidiiihhh....so sweet." Goda Artha sambil senyum-senyum tidak jelas.

"Hadeww.....please dech!! Nanti kalau liat rumah sakit apalagi rumah sakit jiwa, jangan lupa mampir dulu. Aku mau periksakan tuh kepala kamu yang dari kemarin otaknya geser melulu. Mungkin kamu kemarin lusa waktu turun dari bandara terpeleset dan gegar otak kale??" Sahut Quin dengan nada bercanda namun ketus.

Selama perjalanan pulang, suasana mobil berasa horor. Bukan karena sepi melainkan horor karena penuh candaan diantara keduanya yang saling mengejek ataupun celetukan ketus dan pedas. Namun memang dari awal perkenalan mereka, justru itulah yang mewarnai kisah asmara keduanya.

Meski sampai detik ini Quinsha masih belum menerima sang pangeran sebagai kekasihnya.
Dan akhirnya sekitar habis asyar. Quin sampai di kampus dan menyuruh Artha pulang. 

Namun karena mata kuliahnya hanya 1, dia memilih untuk menunggu dan mengantarnya ke tempat kerja Quinsha.

Perhatian yang sebegitu besar dari Artha, apakah belum mampu menghancurkan karang hati seorang Quinsha??

Apa ada perubahan sikap dari Quin??

Tunggu lanjutannya di chapter berikutnya yach!!

Makasih sudah bersedia membaca dan comment.

~~~~~~ bersambung ~~~~~~

#onedayonepost post for 26 mei 2016
#ODOP
#cerbung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik sarannya yach kak!

Review foundation budget 150k

Hai blogger readers, Aku bukan seorang beauty blogger profesional, namun cukup mencintai dunia makeup sebatas hobby dan kebutuhan haria...