Rabu, 25 Mei 2016

Indahnya Pelangi di Metropolis ~ part.12

Dalam bingkai kesejukan udara pagi yang berhembus melalui gubuk mungil sang gadis desa yang masih terbaring dalam buaian sang dewa mimpi. Namun seiring kicauan burung pipit di salah satu pematang sawah yang terletak di seberang jendela kamar pemilik mata indah yang terpatri indah dalam bingkai wajah cantik jelita seorang Quinsha Nur Hayat.

Lantunan irama sang angin pagi serta suara gemerincing lonceng para penggembala sapi yang melintas, mulai menarik putri manis dari alam bawah sadarnya. Dan dengan senyum manis terpampang di wajah eloknya, dia mulai membuka mata lembutnya dan mulai menyapa sang mentari yang mulai muncul dengan gagah melalui sorot teriknya.

Tanpa buang waktu, Quin pun segera beranjak dari kamarnya untuk mulai membersihkan diri dan mulai membantu sedikit pekerjaan ayah dan ibunya.

Sejak kemarin malam Quin tiba di kampung halamannya, orang tuanya yang meminta secara mendadak 3 hari lalu melalui telepon. Katanya harus segera pulang, ada acara keluarga.

Setelah bersih-bersih rumah dan mempersiapkan sarapan bagi orang tua dan kedua saudarinya. Quin memulai ritual untuk mempercantik dirinya serta membalut dirinya dengan busana pesta, long dress berwarna soft pink berserta hijab pastel muda dilengkapi hiasan kepala bak mahkota sang putri raja.

Hampir 30 menit waktu yang diperlukannya untuk merubah sang gadis udik menjadi ratu pesta, dan saat dia keluar dari kamarnya betapa terkejutnya ibundanya hingga nyaris menjatuhkan nampan untuk seserahan di acara resepsi nanti siang.

"Pak e, pak e..... buruan... kesini o.....iki loh..... cah ayu....anak mbarep (anak sulung) ..... hadewww.......ayuu...tenan iki loh pak !!" Teriak sang ibu dengan ekspresi takjub sekaligus keheranan.

Braakkkkkk......
Suara yang ditimbulkan sang ayah karena melempar kayu yang selesai dipotong untuk bahan bakar tungku di dapur.

"Iya-iya ibu, bapak akan segera kesana." Dengan cekatan ayah Quin berlari dari sisi samping rumah untuk segera menghampiri istrinya dan Quin, karena khawatir terjadi sesuatu terhadap putri sulung kesayangannya.

"Ada apa? Ada yang terluka? Ibu tidak apa-apa? Quin, kamu kenapa? Ada yang sakit atau terluka?" Tanya Pak Hayat panik sambil nafasnya masih tersengal-sengal.

"Hah? Sapa yang terluka bapak? Quin ama ibu baik-baik saja. Tidak ada yang jatuh dan terluka koq!" Sahut Quin sigap untuk menghilangkan kekhawatiran dalam benak sang ayah.

"Lha tadi, ibumu teriak itu ada apa? Koq sampai bikin heboh gitu?" Tanya ayahnya masih penuh kebingungan.

"Quin tidak tahu ayah. Tanya ibu sendiri aja. Lha aku yach baru saja keluar kamar." Sahut gadis anggun itu singkat.

"Hmm...anu ...maaf pak e.... udah buat kaget. Ini loh, lihat en... anak wedok (anak perempuan).. .. jan ....ayu tenan kalo begini." Ujar bu mariyem sambil menghampiri putri kesayangannya.

"Oaalaah ... bu e ....tak pikir ono opo!! Kalo itu mah, gak usah ditanya, sapa dulu bapak e? Mantan jaka desa paling ganteng dewe sak desa!" Jawab ayah quin sambil memukul dada tanda menyombongkan diri.

"Hmmm.... bapakmu mulai kambuh sombongnya. Jangan didengerin yach Quin. Gombal iku.... yang bener tuch. Ibu dulu ini, kembang deso sitirejo iki. Bahkan anak e pak kepala desa aja sampai kesengsem ama ibu, saking wae ibu gak tego sama bapakmu yang mengancam bunuh diri nyebur nang jurang di seberang desa iku" sahut ibunda quin tanda tak terima dengan ucapan suaminya.

"Sudah ah, apaan sih bapak ama ibu ini, malah berdebat. Gak peduli sapa yang paling ganteng atau cantik dulunya. Yang jelas dan yang perlu Quin tahu bahwa bapak ama ibu ini saling mencintai sampai akhir hayat." Jawab Quin sambil menarik dan memeluk kedua orang tuanya.

"Bapak, buruan mandi dan ganti baju, ini kan udah hampir siang dan mendekati acara prosesi akad nikahanya. Ntar diomeli pak mudin ama calon mempelai lho kalau terlambat, nanti kalau gagal nikah gimana, bapak ama ibu mau tanggung jawab." Lanjutnya.

"Okay Quin, kamu berangkat dulu sama adik-adikmu sekalian bawa nampan-nampan seserahan yang sudah ibu siapkan di atas meja makan." Perintah ibunda pada putri-putrinya.

"Inggih ibu!" Jawab trio angel bersamaan (Quin dan kedua adiknya Netty dan Bilqis).
Prosesi pernikahan dimulai tepat pukul 10.00wib dan selesai pukul 12.00wib.

~~~~~~~bersambung~~~~~~

#onedayonepost late post for 04 mei 2016
#ODOP
#cerbung

1 komentar:

Ditunggu kritik sarannya yach kak!

Review foundation budget 150k

Hai blogger readers, Aku bukan seorang beauty blogger profesional, namun cukup mencintai dunia makeup sebatas hobby dan kebutuhan haria...