Kamis, 26 Mei 2016

Indahnya Pelangi di Metropolis ~ part.17

Setelah mengutarakan tujuannya datang ke desa kecil di Bondowoso itu, Artha pun terdiam menanti reaksi dari Ayah dan ibunda Quinsha.

"Hmmm...kalau begitu baguslah. Kami, orang tua Quin sangat bahagia bila ada lelaki yang memang mencintai Quin dengan tulus, menyayanginya meski sifatnya tidak jarang sangat manja, egois dan terkadang sedikit childist. Kamu jangan khawatir nak Artha, kami akan mebujuknya dan memberi pemahaman pada putri kami. Kamu yang sabar yach!!"

"Oh begitu. Artha ucapkan terima kasih atas kesediaan bapak dan ibu dan merestui hubungan kita." Sahut Artha lega.

Ekspresi seluruh keluarga besar Quin dan Artha berubah menjadi penuh keceriaan, namun bukan ekspresi Quin yang bagaikan kertas lecek yang jatuh dalam air kobokan...hehehe.

Setelah pembicaraan tersebut, mereka pun bercanda ringan hingga tibalah waktu prosesi temu manten (adat jawa untuk prosesi dipertemukannya mempelai Pria dan mempelai wanita dan melakukan beberapa ritual).

 Dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah serta menunggu tamu yang datang silih berganti hingga pukul 20.30wib. Setelah beres-beres, akhirnya Quin dan keluarganya pamit pulang le rumahnya diikuti pula oleh Artha. Akhirnya setiba di rumahnya, Quin berusaha menyuruh Artha pulang.

"Sudah malam, buruan kamu pulang gih !!" Bentak Quin pada pangeran cakepnya.

"Yaa Ampun, ini kan sudah larut malam sayang, masak tega mengusirku jam segini. Lagian kan, aku masih capek habis bantuin acara nikahan tadi. Gak berani nyetirlah!! Ntar kalau ada apa-apa di jalan bagaimana??" Rengek Artha biar diijinkan menginap semalaman.

"Hadeww.....kamu kan kaya!! Cari hotel atau penginapan aja!! Paling 3 km dari sini, sudah ada koq, beberapa tempat yang cocok buat kamu!!" Jawab gadis manis itu dengan sinisnya. Namun tiba-tiba terdengar suara dari dalam rumah.

"Nak Artha, kemari, masuklah. Di luar dingin, ini ibu buatin sedikit wedang jahe buat kamu, biar kamu tidak sakit dan bisa melanjutkan perjalanan besok pagi dengan baik." Suara ibu mariyem dengan lembut. Yang terdengar bagaikan angin syurga yang berhembus bagi Artha.

"Iya, ibu" sambil nyelonong masuk melewati Quin yang dari tadi ngomel di depan pintu, sambil menjulurkan lidah pertanda mengejek Quin.

"Permisi ibu, saya minum yach!!" Ujarnya minta ijin ke ibunda.

"Ya sudah, nak artha malam ini tidur di ruang tamu saja tidak apa-apa kan?? Maklum gubuk kami kecil, jadi tidak punya kamar tidur lebih." Sahut ayah quin dari dalam kamarnya.

"Tidak apa-apa, pak. Terima kasih banyak malahan, saya diijinkan bermalam." Sahut Artha kegirangan.

"Cah ayu, buruan masuk, ntar masuk angin loh!! Sekalian, tolong siapin bantal ama guling serta selimut buat pacar kamu yach!!" Pinta ibundanya pada Quin.

"Inggih, bu!" Jawabnya singkat dan sedikit enggan.

"Hadewww...seenaknya saja datang tanpa pemberitahuan. Terus bilang ke bapak ibu pula kalo berniat meminang aku. 

Hmmmm....bener-bener ngajak perang dunia ke-3 nich orang. Liat aja kalau sudah di Surabaya!!" Gumam Quin sambil masuk dan mengambil beberapa perlengkapan untuk Artha.

"Ini, moga kamu kamu gak bisa tidur dan gak bisa mimpi indah. See ya." Tukas Quin singkat dan ketus.

Quin meninggalkan Artha sendirian di ruang tamu dan segera masuk ke kamar. Sedangkan seluruh keluarga Quin sudah terlebih dulu terlelap dalam kamarnya masing-masing, mungkin karena terlalu lelah dengan aktivitas seharian tadi.

"Sayang.... makasih yach!! Have a nice dream!! Love U, honey !!" Sahut Artha saat melihat Quin masuk kamarnya. Meski tahu bahwa takkan ada sepatah kata jawaban yang terucap dari Quin selain sedikit suara pintu kamar yang sedikit dibanting.

Malam itu pun berlalu dengan sangat indahnya, Artha dan seluruh penghuni gubuk mungil itu terlelap dengan buaian mimpi manis sang dewi mimpi.

~~~~ bersambung ~~~~~

#onedayonepost late post for 17 mei 2016
#ODOP
#cerbung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu kritik sarannya yach kak!

Review foundation budget 150k

Hai blogger readers, Aku bukan seorang beauty blogger profesional, namun cukup mencintai dunia makeup sebatas hobby dan kebutuhan haria...